Dragonball Online Sword

Selasa, 27 November 2012

Christmast Tree

Jingle Bells

JINGLE BELLS

Dashing through the snow
In a one horse open sleigh
O'er the fields we go
Laughing all the way
Bells on bob tails ring
Making spirits b’right
What fun it is to laugh and sing
A sleighing song tonight

Oh, jingle bells, jingle bells
Jingle all the way
Oh, what fun it is to ride
In a one horse open sleigh
Jingle bells, jingle bells
Jingle all the way
Oh, what fun it is to ride
In a one horse open sleigh

Selasa, 25 September 2012

Blog

Blog merupakan singkatan dari web log[1] adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna Internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut.

Sejarah

Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh Pyra Labs sebelum akhirnya PyraLab diakusisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam,dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis, . Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif.
Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog.

Komunitas Blogger

Komunitas blogger adalah sebuah ikatan yang terbentuk dari [para blogger] berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu, seperti kesamaan asal daerah, kesamaan kampus, kesamaan hobi, dan sebagainya. Para blogger yang tergabung dalam komunitas-komunitas blogger tersebut biasanya sering mengadakan kegiatan-kegiatan bersama-sama seperti kopi darat.
Untuk bisa bergabung di komunitas blogger, biasanya ada semacam syarat atau aturan yang harus dipenuhi untuk bisa masuk di komunitas tersebut, misalkan berasal dari daerah tertentu.

Selasa, 28 Agustus 2012

Dong Zhuo


Dong Zhuo (Hanzi: 董卓) (139 – 192), nama lengkap Dong Zhongyin (董仲穎), adalah seorang negarawan pada penghujung zaman Dinasti Han. Ia menguasai Luoyang pada tahun 189 setelah ibukota jatuh kedalam kekacauan karena tewasnya Kaisar Ling dan perselisihan berdarah antara faksi kasim dengan pejabat negeri. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil alih tahta dan memasang Kaisar Xian sebagai boneka.
Namun, kekejamannya menimbulkan kemarahan. Pemimpin perang diseluruh negara segera membentuk koalisi melawannya, sehingga Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang'an. Ia akhirnya dibunuh oleh anak adopsinya, Lü Bu, sebagai bagian dari rencana yang dibuat oleh Wang Yun pada tahun 192.

Kehidupan Awal

Dong Zhuo lahir di Lintao (临洮), Dong Zhuo dikatakan bersifat sopan pada masa kecilnya. Dalam petualangannya di daerah Qiang, ia berteman dengan banyak orang. Setelah menjadi kuat, Dong Zhuo terlibat dalam pertempuran melawan pemberontak Qiang di Bingzhou (并州). Karena penampilannya yang baik, Dong Zhuo diberi hadiah 9.000 gulung sutra.
Setelah naik pangkat beberapa kali, Dong Zhuo dikirim untuk memadamkan Pemberontakan Serban Kuning pada awal tahun 180, tapi kalah dan diturunkan. Saat Han Sui memberontak di Liangzhou (凉州), Dong Zhuo kembali diangkat sebagai jendral Ksatria dan dikirim untuk menghabisi pemberontakan.
Selama pertarungan melawan suku Qiang, yang bersekutu dengan Han Sui, pasukan Dong Zhuo kalah jumlah dengan dipotongnya jalur mereka di sungai. Untuk menghindari kekalahan yang memalukan, Dong Zhuo dan pasukannya membendung sungai. Ia lalu memerintahkan pasukannya untuk menyebrang genangan air yang cetek dan menghancurkan bendungan. Pelarian tersebut berhasil.
Dong Zhuo diangkat menjadi jendral atas garis depan dan gubernur Bingzhou. Namun, Dong Zhuo menolak tawaran tersebut karena tidak ingin meninggalkan pasukan dan pekerjaannya di Liangzhou.

Naik Tahta

Setelah kematian Kaisar Ling pada tahun 189, jendral tertinggi, He Jin, memanggil Dong Zhuo memimpin pasukannya di Luoyang untuk membantunya membunuh faksi kasim yang kuat. He Jin dibunuh oleh kasim sebelum Dong Zhuo tiba dan ibukota jatuh kedalam kekacauan. Para kasim lalu menculik kaisar muda dan pergi keluar ibukota. Mereka dicegat oleh Dong Zhuo, yang membawa kembali sang kaisar kembali ke istana.
Selama waktu ini, saudara He Jin, He Miao (何苗), diduga bekerja sama dengan kasim dan dibunuh oleh pasukannya sendiri. Pasukan He Jin dan He Miao, tidak memiliki pemimpin. Mereka lalu berada dibawah komando Dong Zhuo. Setelah itu, Dong Zhuo juga mengajak Lü Bu untuk membunuh ayah adopsinya sendiri, Ding Yuan. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil komando semua pasukan di ibukota.
Pada tahun 190, Dong Zhuo memberhentikan kaisar muda dan digantikan oleh Kaisar Xian yang merupakan boneka Dong Zhuo. Ia juga membuat dirinya perdana menteri dan mulai saat itu, ia mulai menunjukan ketiraniannya. Ia diberi dispensasi khusus untuk membawa pedangnya ke pengadilan (hal tersebut sebenarnya dilarang, dan dispensasi ini tidak diberikan oleh pejabat negeri Han sejak Xiao He). Dispensasi juga memperbolehkannya untuk memasuki pengadilan tanpa melepas sepatunya. Sejarah 3 Negara mencatat insiden ketika Dong Zhuo memimpin pasukannya ke Yangcheng (阳城) dan menyuruh mereka untuk memenggal semua penduduk laki-laki. Prajurit-prajurit merampok kota dan membawa perempuan, sapi dan semua benda berharga, mengklaim telah menaklukan pasukan pemberontak. Dong Zhuo juga tidur dengan pembantu istana dan bahkan permaisuri.

Pindah ke Chang'an

Pada tahun yang sama, semua pemimpin perang di Tiongkok membentuk sebuah koalisi anti Dong Zhuo dipimpin oleh Yuan Shu, Cao Cao, Liu Bei, Sun Jian menyerang Luo Yang. Dong Zhuo lalu memindahkan ibukota ke barat, yaitu di kota Chang'an. Sebelum melakukannya, ia menggali makam kaisar sebelumnya dan harta didalamnya dicuri. Dong Zhuo lalu membakar istana.
Setelah pindah ke Chang'an, Dong Zhuo mengangkat adiknya, Dong Min menjadi jendral, dan semua sanaknya menjadi pejabat negara. Ia juga membangun sebuah istana di daerah Mei, 260 li dari Chang'an. Di istana, penyiksaan diberlakukan terhadap pemberontak yang ditangkap. Terhadap lawannya, Dong Zhuo juga memberikan hukuman yang kejam. Dalam 2 tahun, jumlah orang yang dituduh bersalah dan dieksekusi mencapai seribu.
Dong Zhuo juga memerintahkan agar patung perunggu dan bel dilelehkan untuk dijadikan koin. Koin tersebut membanjiri pasar, sehingga timbul inflasi dan mata uang tersebut menjadi tidak berharga.

Kejatuhan

Perilaku Dong Zhuo yang dianggap buruk memicu kemarahan rakyat. Dalam menjaga keamanannya, Dong Zhuo sangat bergantung kepada Lü Bu, yang telah diadopsi Dong Zhuo sebagai anak.
Ketika Dong Zhuo sedang marah, ia akan melempar halbred terhadap Lü Bu. Dengan gesit Lü Bu selalu dapat menghindari lemparannya. Lu Bu diam-diam tidak senang dengan ayah adopsinya. Selain itu, ketika dipercaya untuk menjaga kediaman Dong Zhuo, Lü Bu menjalin cinta dengan salah satu selir Dong Zhuo. Ia takut hal ini diketahui ayahnya.
Pada tahun 192, setelah dipanaskan oleh Menteri Dalam Negeri Wang Yun, Lü Bu akhirnya memutuskan untuk membunuh Dong Zhuo. Ia membawa selusin pasukan tepercaya dan bertemu Dong Zhuo di pintu istana. Saat Lu Bu naik dan menikam Dong Zhuo, Dong Zhuo berteriak, dan Lü Bu berkata, "Ini adalah perintah Kerajaan".
Mayat Dong Zhuo ditinggalkan di jalan. Pejabat Negara yang menjaga mayatnya menyalakan sumbu di pusar Dong Zhuo. Saudara Dong Zhuo juga dieksekusi, termasuk Dong Min.
Setelah kematiannya, orang yang setia pada Dong Zhuo, seperti Fan Chou, Li Ru, Li Jue dan lainnya melarikan diri. Mendengar permintaan kasasi mereka, Wang Yun, yang telah mengambil alih pemerintahan, berkata, "Semua orang harus dimaafkan, yang ada disini adalah pengecualian". Marah, mereka menyatakan perang terhadap Wang Yun. Wang Yun dapat menggagalkan mereka hanya dengan menyuruh Tentara Kerajaan dan Lü Bu. Setelah mengalami kekalahan, orang yang setia pada Dong Zhuo memilih untuk mengubah taktiknya.
Dalam suatu pertarungan, Fan Chou dan Li Jue mengalihkan perhatian Lü Bu, dan yang lainnya akan mengambil alih istana. Rencana ini berjalan dengan baik. Lü Bu akhirnya melarikan diri setelah istana dimasuki.
Tahta segera dikuasai oleh orang yang setia kepada Dong Zhuo. Namun, mereka saling berebut kekuasaan. Segera, seluruh Tiongkok berada dalam kekacauan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dong_Zhuo

Cao-Cao


Cao Cao (Hanzi: 曹操)(155-220) merupakan seorang tokoh Zaman Tiga Negara yang terkenal. Ia dikenal sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao Mengde, juga dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Cao Cao dikenal di kalangan Tionghoa Indonesia sebagai Tsao-tsao, Tso-tso atau Cho Cho.

Biografi

Ia lahir di kota Qiao (sekarang di Haozhou, Anhui). Kitab sejarah Catatan Sejarah Tiga Negara mencatat bahwa salah satu leluhurnya, Cao Can adalah seorang pejabat kekaisaran di awal Dinasti Han.

Karier politik

Karier politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang mengancam legitimasi Dinasti Han di masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil kesempatan tersebut untuk menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri dengan membujuk bekas anggota pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam tentara pribadinya.
Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepada Kaisar Han Xiandi yang pada saat itu mendapat ancaman. Namun kemudian malah menyandera kaisar dan meminjam kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa jenderal perang di sekitar wilayah Xuchang yang merupakan pusat kekuatannya.
Kemenangan terbesarnya adalah Pertempuran Guandu menaklukkan Yuan Shao yang pada saat itu merupakan jenderal perang terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu, ia resmi menjadi perdana menteri dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara. Semenjak itu dia menjadi orang yang paling ditakutkan dalam sejarah cina.
Setelah menggapai kedudukan sebagai perdana menteri, Cao Cao kemudian menyusun kekuatan untuk invasi ke Tiongkok selatan yang waktu itu dikuasai oleh Liu Bei dan Sun Quan. Pertempuran Chibi adalah pertempuran di antara Cao Cao melawan aliansi Liu Bei dan Sun Quan. Cao Cao kalah telak dalam peperangan terkenal sepanjang sejarah Tiongkok ini.
Ia memaklumatkan diri sebagai Raja Wei. Kemudian, Cao Cao terkena sakit kepala yang parah dan meninggal. Sepeninggalnya, anaknya Cao Pi kemudian memaklumatkan diri sebagai Kaisar Wei dan sekaligus berdirinya negara Cao Wei. Selanjutnya, Cao Cao diangkat statusnya menjadi Kaisar Wei Wudi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Cao_Cao

Yuan Shao


Yuan Shao, (Hanzi:袁绍) bernama lengkap Yuan Benchu (袁本初),(154 – 202) adalah salah seorang penguasa daerah utama yang menguasai daerah utara Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Ia juga kakak sepupu (sumber lain:saudara tiri) dari Yuan Shu, penguasa daerah sekitar sungai Huai.
Sebagai salah satu penguasa terkuat di zamannya, Yuan Shao merintis koalisi penguasa daerah melawan Dong Zhuo yang menguasai istana dan berkuasa atas kaisar Xian. Pada tahun 200, ia memimpin ekspedisi melawan Cao Cao tetapi kalah telak pada Pertempuran Guandu. Ia meninggal 2 tahun kemudian di kota Ye.

Kisah

Terlahir di keluarga ningrat, Yuan Shao adalah putra dari mantan Menteri Interior Yuan Feng dan keponakan dari Menteri Yuan Wei. Walaupun ia membantu Dong Zhuo dalam membantai sida-sida, Yuan Shao menentang Dong Zhuo mengganti kaisar Bian. Akhirnya ia mendirikan koalisi melawan Dong Zhuo dan terpilih menjadi Komandan Utama. Mereka berhasil menguasai Luoyang tetapi gagal menumpas Dong Zhuo.
Ketika perpecahan terjadi pada koalisi, Yuan Shao mulai melakukan penaklukkan daerah utara. Awalnya ia banyak meminjam suplai makanan dari Jizhou, daerah yang kaya tetapi lemah dalam pertahanan. Mengikuti saran Feng Ji, Yuan Shao meminta bantuan dari Gongsun Zan untuk menyerang Jizhou. Ketika Han Fu, sang penguasa Jizhou menyerah, Yuan Shao memimpin dan merekrut banyak talenta dari distrik tersebut. Janji Yuan Shao untuk berbagi daerah dengan Gongsun Zan tidak ditepati sehingga Gongsun Zan berupaya menyerang Yuan Shao. Gongsun Zan gagal dalam upayanya dan akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Saat ini Yuan Shao berhasil menguasai hampir seluruh daerah utara seperti Youzhou, Qingzhou, dan Bingzhou. Banyak kesuksesan Yuan Shao ditunjang oleh pemikiran Tian Feng dan Ju Shou; ini mengakibatkan kecemburuan dari penasehat yang lain seperti Guo Tu dan Feng Ji.
Kekuatan politik Cao Cao di istana meresahkan Yuan Shao. Suatu ketika, Yuan Shao memiliki kesempatan untuk menghancurkan Cao Cao saat Cao Cao sedang sibuk bertikai dengan Lu Bu,Liu Bei,Yuan Shu dan Zhang Xiu. Kesempatan itu dilewatkannya karena putra bungsunya sakit. Pada saat ia memutuskan untuk menyerang, Cao Cao telah membangun kekuatan dan siap untuk bertempur. Yuan Shao meminta bantuan para penasehatnya, tetapi tidak terdapat kata sepakat di antara mereka. Walaupun Tian Feng dan Ju Shou telah memberi analisis yang brilian, tetapi Yuan Shao lebih memilih solusi yang diberikan Guo Tu dan Shen Pei.
Dengan seluruh kekuatannya ditempatkan di Guandu, Yuan Shao banyak melakukan kesalahan demi kesalahan dengan puncaknya adalah pengkhianatan Xu You dan musnahnya gudang persediaan makanan di Wuchao. Seluruh kekuatan yang telah ia kumpulkan akhirnya hancur dalam suatu pertempuran. Yuan Shao juga tidak berhasil untuk bersekutu dengan Yuan Shu yang kerap memusuhinya. Kebodohan, keserakahan, ketidak mampuan untuk mengambil keputusan dan kesombongan akan kekuasaan adalah hal-hal yang menyebabkan kehancuran dininya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Yuan_shao

Sun Jian


Sun Jian (Hanzi: 孫堅) (155-191) adalah seorang jendral dan panglima kecil yang terkenal, semasa Dinasti Han Timur akhir. Ia bernama lengkap Sun Wentai, lahir di Fuchun, Kabupaten Wu.
Karier politiknya diawali dengan membasmi bandit-bandit yang saat itu merajalela di wilayah Huiji dan Qiantang. Berjasa dalam pemadaman Pemberontakan Serban Kuning di daerah tersebut, ia kemudian diberikan jabatan yang memperluas kesempatannya untuk memperkuat diri sendiri di daerah Changsha.
Sewaktu para jenderal perang membentuk aliansi bersama menggulingkan sang perdana menteri zalim, Dong Zhuo, Sun Jian juga turut serta menyumbangkan prajurit dan menyumbangkan ide strategi, saat itu (190 M) Sun Jian beraliansi dengan Yuan Shu. Tentaranya berhasil membunuh Jenderal Hua Xiong, seorang jendral andalan Dong Zhuo (dalam novel Kisah Tiga Negara, dikatakan bahwa Hua Xiong dibunuh oleh Guan Yu, bukan oleh bawahan Sun Jian).
Setelah aliansi bersama dibubarkan, China jatuh ke dalam peperangan masal antara para panglima perang. Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce yang juga seorang pemimpin yang cakap dan garang, namun seperti ayahnya juga mati di usia muda.

Riwayat Sun Jian

Sun Jian yang bernama lengkap Sun Gongtai adalah Raja dari Kerajaan Wu Timur. Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya; ia dikenal sebagai "Harimau dari Jiangdong". Sun Jian mengukir namanya pada usia yang muda dengan mengalahkan para bajak laut. Dikenal sebagai keturunan dari ahli strategi terkenal Sun Tzu

Peran dalam perang melawan Dong Zhuo

Ditunjuk sebagai kepala pasukan depan dari tentara aliansi yang melawan Dong Zhuo. Sun Jian sudah hampir berhasil menguasai Terusan Fanshui namun disebabkan hantaran bahan makanan yang tidak sampai oleh Yuan Shu, Sun Jian tidak dapat menduduki Terusan Sishui.
Tentara yang kelaparan dengan moral yang rendah, membuat kekuatan tentara Sun Jian dapat dikalahkan oleh Hua Xiong. Kembali ke markas tentara gabungan, Sun Jian berdebat dengan Yuan Shu mengenai pengiriman bahan makanan yang tidak sampai. Yuan Shu membantah semua tuduhan yang dilontarkan Sun Jian, dan mengkambing hitamkan salah seorang anak buahnya untuk menghindari kemarahan Sun Jian dan Yuan Shao.
Pada saat kejatuhan Terusan Hulao dan kebakaran di Luoyang, Sun Jian memimpin tentaranya ke Luoyang untuk membantu memadamkan api. Pada saat memadamkan api, salah seorang tentara Sun Jian menemukan sebuah stempel kerajaan. Penemuan stempel kekaisaran ini membuat Jenderal Huang Gai menyarankan Sun Jian untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Yuan Shao dan kembali ke Jiangdong untuk membuat rencana berikutnya.
Sun Jian menginginkan penemuan stempel kerajaan ini menjadi sesuatu yang bersifat rahasia. Namun salah seorang prajuritnya melaporkan penemuan tersebut ke Yuan Shao untuk mendapatkan hadiah. Ketika Sun Jian datang untuk mengucapkan selamat tinggal, Yuan Shao memaksa Sun Jian menyerahkan stempel tersebut untuk disimpan dengan aman. Sun Jian berkata dia tidak memiliki stempel tersebut dan berhasil mengelabui Yuan Shao. Namun Yuan Shao mengirimkan utusan kepada Liu Biao untuk menyerang Sun Jian dalam perjalanan pulang untuk mendapatkan stempel tersebut.
Pertarungan antara Sun Jian dengan Liu Biao demi stempel kerajaan terjadi di Jingzhou. Dan Sun Jian berhasil melarikan diri untuk pulang ke Jiangdong.
Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu Biao. Sun Jian terkena panah beracun sewaktu mengejar Jenderal Huang Zu. Ia kemudian digantikan oleh anaknya, Sun Ce
http://id.wikipedia.org/wiki/Sun_Jian